Pages

Sabtu, 26 April 2014

Horizon Tanah

Horizon Tanah

Tanah mempunyai partikel penyusunnya berupa pasir, debu, dan liat. Di  dalam tanah terdapat mineral, unsur hara, air, udara, dan banyak mikroorganisme  yang hidup didalam tanah. Tanah mempunyai tingkatan kedalaman yang  disebut  dengan horizon. Setiap tingkatan tersebut berbeda-beda yang terkandung  didalamnya. Banyak keanekaragaman mikroorganisme dan hewan tanah baik yang bersifat merugikan maupun yang menguntungkan ( Subagyo1970)
Tanah  adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan  bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA,  Glossary of Soil  Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi  utama, diantaranya  pertama  sebagai media tumbuhan tanaman yang  menyediakan hara dan air. Kedua sebagai gudang unsur-unsur hara makro  dan mikro serta mengatur penyediaan bagi tanaman. Ketiga sebagai tempat  tunjangan mekanik akar tanaman
Huruf kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk  horizon utama dan lapisan utama tanah. Huruf-huruf kapital ini merupakan  simbol dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk  melengkapi penamaan horizon dan lapisan. Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik.  Sebagian jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh  air, tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar  yang belum terdekomposisi atau sebagian telah terdekomposisi yang telah  tertimbun di permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau tanah organik.


Keterangan :
A  : Horizon Organik
O  : Horizon pencampuran bahan organic  terhumifikasi dengan bahan mineral
E  : Horizon pencucian (eluviasi)
B  : Horizon penumpukan (iluviasi)
C  : Bahan induk
D  : Batuan induk



       Horizon O adalah Lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman, dan jasad renik tanah. Berwarna gelap dan kaya akan humus.
Horizon A adalah horizon mineral yang terbentuk pada permukaan  tanah atau di bawah suatu horizonO.  Horizon ini memperlihatkan  kehilangan seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan menunjukkan  salah satu atau kedua sifat  berikut yaitu akumulasi bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral, dan tidak  di dominasi oleh sifat-sifat yang merupakan karakteristik horizon E atau B.  sifat-sifat yang merupakan akibat dari pengolahan tanah, pengembalaan  ternak atau jenis-jenis gangguan lain yang serupa.
Horizon E adalah horizon mineral yang kenampakan utamanya  adalah kehilangan liat silikat, besi, alumunium atau beberapa kombinasi  senyawa-senyawa tersebut, meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel  pasir dan debu. Horizon ini memperlihatkan lenyapnya seluruh atau sebagian  terbesar dari struktur batuan aslinya. Horizon E dibedakan dari horizon B di  bawahnya dalam sequm tanah sama , oleh warna dengan  value  lebih tinggi  atau  chrome  lebih rendah , atau kedunya, oleh tekstur yang lebih kasar atau  oleh suatu kombinasi dari sifat-sifat tersebut. 
Horizon B dalah horizon-horison yang terbentuk di bawah suatu  horizon A, E atau O. horizon-horison ini didominasi oleh lenyapnya seluruh  atau sebagian terbesar sari struktur batuan aslinya, dan memperlihatkan satu  atau lebih sifat-sifat seperti : Konsentrasi atau penimbunan secara aluvial dari  liat silikat, senyawa besi, senyawa alumunium, humus, senya wa karbonat,  gispsum, atau silika, secara mandiri atau dalam kombinasi.  Tanda-tanda atau  gejala  adanya  pemindahan atau penambahan  senyawa karbonat.  Konsentrasi oksidan-oksidan  secar residu.  Penyelaputan sesquioksida yang mengakibatkan horizon terlihat jelas menpunyai value warna lebih rendah, chrome  lebih tinggi atau  hue  lebih merah tanpa proses iluviasi semyawa besi  yang terlihat jelas.
Horizon C adalah horison atau lapisan, tidak termasuk batuan dasar yang lebih keras dan tersementasi kuat, yang dipengaruhi sedikit oleh proses  pedogenik, serta tidak memiliki sifat  –sifat horizon O, A, E, atau B. sebagian  terbesar merupakan lapisan-lapisan mineral. Bahan lapisan C mungkin dapat  serupa atau tidak serupa dengan gahan dari mana solum diperkirakan telah  terbentuk. Suatu horizon C mungkin saja telah mengalami perubahan,  walaupun tidak terdapat tanda-tanda adanya proses pedogenesis.
Horizon R adalah batuan dasar tersementasi kuat sampai  mengeras.granit, basaly, kuarsit, batugamping, dan batupasir adalah contoh  batuan dasra yang diberi symbol dengan huruf R. lapisan R cukup kompak  jika lembab sehingga cukup sulit di gali dengan  sekop walaupun lapisan  tersebut dapat pecah berkeping-keping
Sifat morfologi tanah adalah sifat–sifat tanah yang dapat diamati dan  dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik  dari tanah tersebut.
Batas–Batas Horison
Batas satu horison dengan horison lainnya dalam suatu profil tanah  dapat terlihat jelas atau baur. Pada pengamatan lapang ketajaman peralihan  horison ini dapat dibedakan beberapa tingkatan, yaitu dikatakan
a.  nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5 cm),
b.  jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm ),
c.  berangsur (lebar peralihan 6,5 – 1,25 cm) dan
d.  baur  (lebar peralihan > 12,5 cm).  Disamping topografi dari batas horison  tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus
Batas horison atau lapisan dinyatakan dalam kejelasan dan bentuk peralihan (topografi batas). Berikut adalah symbol yang digunakan untuk kejelasan dan bentuk peralihan. Penjelasan :
a  (aburpt) simbol untuk peralihan sangat jelas, lebar peralihan < 2 cm.
c  (clear) simbol untuk peralihan jelas lebar peralihan 2-5 cm.
g  (gradual) simbol untuk peralihan berangsur lebar peralihan 5-12 cm.
d  (diffuse) simbol untuk peralihan baur, lebar peralihan > 12 cm
            Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air  limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam  (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan  terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan  permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan  sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor) Pembentukan Agregat Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada  dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan  atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa  retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari  pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat.
Foto Horizon Tanah


.
Tanah yang tersusun dari beberapa lapisan, dari foto tersebut nampak lapisan organik, yang masih ditumbuhi rerumputan.

Horizon tanah yang terlihat secara keseluruhan, dalam foto ini nampak Horizon O, Horizon A, Horizon B, dan Horizon C.



Tanah yang ditumbuhi rerumputan, dalam foto tersebut masih nampak batuan induknya atau horizon C.

Sumber : pedosfer005.wordpress.com/tag/horizon-tanah/





Faktor dan Proses Pembentukan Tanah

Faktor dan Proses Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap yaitu :
1.      Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2.      Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3.      Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4.      Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.



Beberapa faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah
Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Tidak hanya kedua faktor itu yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah
f = faktor
i = iklim
o = organisme
b = bahan induk
t = topografi
w = waktu
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah hujan.
1) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah juga cepat.
2) Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
b. Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1) Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat pada tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula, akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi:
1) Tebal atau Tipisnya Lapisan Tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
2) Sistem Drainase/Pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumusol. Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Dengan melihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada suatu tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda pula. Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor pembentukan tanah. Kepulauan Indonesia mempunyai berbagai tipe kondisi alam yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dan jenis tanah di berbagai wilayah, akibatnya tingkat kesuburan tanah di Indonesia juga berbeda-beda.
sumber : http://smakita.net/proses-pembentukan-tanah/

Ruang Lingkup Geografi Tanah

Ruang Lingkup Geografi Tanah

Geografi tanah mempelajari sebaran jenis tanah di muka daratan dan faktor yang menentukan sebaran teresbut. Secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ilmu tanah yang dikaji dari sudut pandang geografi. Kata geografi dalam geografi tanah merupakan konteks sistem atau metode telaah, bukan konotasi ilmu (Notohadiprawiro, 1994). Geografi tanah merupakan cabang ilmu geografi yang mengkaji persebaran satuan-satuan tanah di permukaan bumi, sifat, dan karakteristik satuan-satuan tanah yang menyelimuti permukaan bumi, dan pemanfaatan tanah untuk kehidupan (Sartohadi dkk., 2012)
Sebaran tanah yang membentuk hamparan di muka daratan disebut pedosfer. Setiap wilayah memiliki mosaik tanah tersendiri karena keragaman faktor penentunya. Hamparan tanah di muka daratan mencitrakan bentangtanah yang menjadi salah satu elemen bentanglahan. Mosaik tanah sebagai fakta kewilayahan dapat diungkap lewat peta tanah. Peta tanah memuat informasi mengenai nama-nama satuan tanah melalui sistem klasifikasi tertentu secara konsisten mulai dari skala global hingga detail.

Untuk mengetahui sebaran tanah di muka bumi perlu dipahami terlebih dulu definisi tanah dan faktor pembentuk tanah. Tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) berupa kombinasi dari iklim dan jasad hidup terhadap bahan-bahan alam (natural material) yang terletak dan dikendalikan relief di permukaan bumi dalam rentang waktu tertentu(Notohadiprawiro & Supranowo, 1978; Sartohadi dkk,2012). Tanah terbentuk oleh kerja beberapa faktor alam yaitu iklim,jasad hidup meliputi vegetasi organime manusia, relief (topografi), bahan induk, dan waktu. Faktor-faktor pembentuk tanah dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor pasif, meliputi sumber massa pembentuk tanah dan kondisi-kondisi yang mempengaruhinya, terdiri dari bahan induk, relief dan waktu. Berikutnya faktor-faktor aktif, yang meliputi media yang menyediakan energi yang bekerja diatas massa untuk menyelenggarakan proses-proses pembentukan tanah yang terdiri dari iklim dan jasad hidup.

Setiap wilayah di muka bumi akan memiliki karakteristik masing-masing faktor pembentuk tanah tersebut secara bervariasi. Variasi ini diidentifikasi  lewat survei tanah dengan pendekatan geografi yang menekankan pada kajaian fisiografi atau bentuklahan. Bentuklahan merupakan kenampakan permukaan bumi yang terjadi akibat genesis tertentu, sehingga menimbulkan bentuk khas yang dicirikan oleh sifat fisik material akibat proses alami yang dominan, dan dalam perkembangannya dapat dikaitkan dengan struktur tertentu (Sunarto, 2004).

Salah satu maksud pendekatan ini adalah untuk penentuan lokasi guna mengkaji tanah secara spesifik. Perbedaan lokasi fisiografi atau bentuklahan akan menghasilkan karakteristik tanah yang berbeda. Kajian spesifik tanah merupakan kegiatan pemerian (deskripsi) tanah yang didasarkan pada profil lapukan atau dikenal sebagai profil tanah. Deskripsi profil tanah merupakan dasar untuk klasifikasi tanah dan pekerjaan terapan pemanfaatan tanah lainnya. Hal yang dikaji di setiap lapisan horison tanah adalah sifat fisik, kimia, dan biologi agregat tanah.

Dapat dinyatakan bahwa geografi tanah mengkaji sebaran tanah secara horisontal berdasarkan pada bentanglahan, dengan menggunakan dasar kerja ilmu tanah yang mengkaji tanah secara vertikal berdasarkan sifat material tanah. Karakteristik tanah secara horisontal dapat tersebar bersesuaian dengan bentuklahan atau fisiografinya. Konsep banjar topografi ini merupakan salah satu aspek yang sering dikaji dalam geografi tanah untuk dapat memahami sebaran atau distribusi tanah di permukaan bumi.


http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/ilmu-tanah/131-geografi-tanah

Geografi Tanah

      Geografi Tanah

Geografi adalah ilmu yang mempelajari segala fenomena atau gejala alam, gejala sosial serta faktor yang menimbulkan gejala tersebut, kemudian melakukan penafsiran tentang hubungan antara manusia dengan alam.
Kata 'Geografi' dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan kontekspada system atau metode talaah, tidak memngkonotasikan sebagai ilmu. Geografi tanah adalah ilmu tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi.
Ruang lingkup geografi dapat dibedakan atas ruang lingkup kajian fisik dan kajian sosial. Geografi tanah adalah bagian ilmu tanah yang membahas tentang genesis, klasifikasi, kemampuan, dan penyebaran tanah di muka bumi.
Geografi tanah adalah Ilmu yang mempelajari tanah tidak hanya sebatas membahas ruang lingkup tanah secara fisikal, tetapi juga mengaitkan dengan konsep utama geografi yaitu ruang (space), tempat (place), dan waktu (time)
Geografi tanah mempelajari tentang agihan (penyebaran) jenis tanah di muka bumi dan faktor-faktor yang menentukan agihannya, yang dipelajari mencakup sifat-sifat tanah, genesa tanah, klasifikasi tanah, agihan, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.    
Jadi seorang geografer memiliki kemampuan untuk menganalisis bagaimana perbedaan :
1.    Suatu jenis tanah disatu tempat   dengan tempat lainnya (place)
2.    Potensi tanah apabila dikaitkan dengan aspek-aspek geografis yang ada disekelilingnya (space)
3.    Suatu jenis tanah bila dibandingkan pada masa lampau (time)
 Geografi tanah menurut salah seorang ahli adalah ilmu yang mempelajari penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis dan dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk tanahnya (Hardjowigeno, 2006)
Ruang lingkup Geografi Tanah adalah  tanah dan lingkungannya. Aplikasi geografi tanah dalam kehidupan yaitu memahami potensi setiap jenis tanah pada suatu wilayah sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan potensinya.

        Definisi Tanah

Mula pertama orang menganggap tanah sebagai alat produksi pertanian, sehingga definisinya menyatakan tanah sebagai medium alam bagi tumbuh fegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan anorganik yang ditumbuhi tumbuhan baik tetap maupun sementara.
Thaer (1990) mendefinisikan tanah sebagai bahan campuran dan akumulasi dari
unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe, dan lain-lain. Kemudian Wemer (1918) seorang pakar geologi
berpendapat bahwa tanah merupakan lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat kering
terdiri atas bahan bumi berupa partikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi, dan hewan.
Joffe (1949) seorang pakar tanah AS mendefinisikan tanah adalah bangunan alam yang
tersusun atas horizon-horizon dan terdiri atas bahan mineral dan bahan organik, biasanya
tidak padu dan mempunyai ketebalan yang berbeda. Brammer (1958) menyatakan tanah
adalah bagian kulit bumi tempat berlangsungnya pelapukan kimia dan fisika dan tempat
kegiatan tumbuhan dan hewan.
Kesimpulan dari beragam definisi para ahli tentang tanah adalah tanah merupakan
akumulasi tubuh alam bebas atau natural body yang menempati sebagian besar
permukaan bumi yang merupakan hasil proses fisika, kimia, dan biologi dapat
menumbuhkan tanaman, memiliki sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup terhadap
bahan induk dalam kondisi topografi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula.

    Konsep Dasar Geografi Tanah

Dua konsep dasar yang dipakai dalam geografi tanah, adalah :
    1. Konsep Pedology
Konsep ini merupakan dasar dalam ilmu tanah yang dikemukakan olehDokuchaiev
seorang ahli ilmu tanah Rusia. Pedology (pedo;gumpal tanah atau pedon; tubuh tanah)
lebih menekankan pembahasan pada :
a. Asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam genesis tanah.
b. Nama-nama, sistematik, sifat kemampuan, dan penyebaran berbagai jenis tanah yang
tercakup dalam klasifikasi tanah dan pemetaan tanah
    2. Konsep Edhapology
Konsep ini permata kali dikemukakan oleh Dr. H. L. Jones dari Cornell University
Inggris.
 Edhapology (Edhapon;bahan tanah yang subur) lebih menekankan pada
penggunaan tanah dalam bidang pertanian, sehingga segala penyelidikan tanah dilakukan
hanya untuk mengetahui hubungan antara tanah dengan tanaman tingkat tinggi dengan
tujuan untuk mendapatkan produksi pertanian se-ekonomis mungkin. Dalam ilmu geografi
tanah, konsep ini dijadikan sebagai konsep pendukung untuk melengkapi konsep pedology.
Selain Edhapology, ilmu pendukung pedology sebagai konsep dasar ilmu geografi tanah adalah bagian-bagian dari ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan alam dasar,
ilmu pengetahuan benda hidup, dan benda mati.

sumber: Fransischa09.blogspot.com/p/pengertian-ruang-lingkup-dan-kilasan.html


Pengertian Lahan

1.     Pengertian Lahan

Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang.

              Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan.Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.

            Pengertian lahan lainnya
1.       suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya untuk usaha dan atau kegiatan ladang dan atau kebun bagi masyarakat. (PP 4/2001);
2.      2 suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi tumbuhan, dan hewan, serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini, yang bersifat mantap dan mendaur. (PP 150/2000).
Pemahaman tentang tipe-tipe tanah yang penting bagi pemanfaatan dan daya guna lahan.Tidak semua tipe tanah bisa dipakai untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, berdirinya pabrik, atau alas jalan.Setiap tanah memiliki karakteristiknya sendiri yang memberi pengaruh pada terbatasnya daya guna lahan di atas tanah itu.Sebelum pemanfaatan lahan di atas tanah, harus melakukan survey tanah terlebih dahulu.
Pendayagunaan tanah sebagai sumber daya tidak hanya sebatas tanah dalam batas yang sempit, tetapi lebih luas berupa lahan. Lahan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, tumbuhan, dan  makhluk lainnya. Manusia selalu berusaha memiliki dan menguasai lahan, yang ikut menentukan status sosialnya.Kebutuhan hidup manusia yang beragam, penguasaan teknologi, kondisi sosial budaya, dan ekonomi masyarakat yang berbeda merupakan faktor yang menentukan dalam penggunaan lahan.Pengelolaan lahan merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan sehingga produktivitas lahan tetap tinggi secara berkelanjutan (jangka panjang).
Penggunaan sumber daya lahan  dapat dibagi ke dalam tiga kelompok manfaat dan peranan, yaitu (M. Ardi, dkk : 274) :
a.    Lahan digunakan untuk tempat tinggal, berusaha, bercocok tanam, 
dantambak ikan.b.    Lahan sebagai kawasan hutan yang menopang kehidupan vegetasi satwa liar;
c.    Lahan sebagai daerah pertambangan yang bermanfaat bagi manusia.
Besarnya manfaat dan pentingnya peran lahan menyebabkan sering terjadi konflik kepentingan dalam penggunaannya.Namun, bagaimana manusia dapat memanfaatkan dengan baik sumber daya tanah berupa lahan secara seimbang sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

sumber : tienadewi.blogspot.com/2013/07/pengertian-tanah-dan-lahan.html


Pengertian Tanah

1.     Pengertian Tanah Secara Umum
Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
2.     Pengertian Tanah menurut Para Ahli
Pengertian tentang tanah dapat ditinjau dari berbagai segi tergantung dari latar belakang para ahli (Jamulya dan Suratman, 1983: 1-2), beberapa definisi tentang tanah antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan pada berbagai definisi dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memilki sifat-sifat tertentu sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relatif tertentu selama jangka waktu tertentu pula. 
·         J.J. Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
  • Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajuka teori keseimbangan hara tanaman (theory balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
  • Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan  yang telah lapuk.
  • Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-bahan  yang remah dan lepas-lepasyang merupakan  akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
  •  Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi  tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu. 
  • Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief. 
  • C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya. 
  • Schroeder (1984) tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable). 
  • SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk  hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami. 
  • Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. 
  • Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
  • Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi tanaman. 
  • Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
  • Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral  dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya. 
  • E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu  yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan. 
  • M. Isa Darmawijaya, tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka  waktu tertentu.
  • James (1995), tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainya, yaitu cair alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem
3.     Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
 sumber : pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/definisi-dan-pengertian-tanah.html